LITERATUR REVIEW
Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur
Lansia yang Mengalami Insomnia di Posyandu Lansia Desa Sukosambi
Kecamatan
Sukosambi Kabupaten Jember
Disusun GunaMemenuhiTugas Mata Kuliah
Literatur Review
Oleh :
Dyana Eka Fuzi Yulianti
C1AA16025
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES
SUKABUMI
SUKABUMI
2017
1.
TOPIK
PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR LANJUT USIA YANG MENGALAMI INSOMNIA DI POSYANDU LANSIA DESA SUKOSAMBI KECAMATAN SUKOSAMBI KABUPATEN JEMBER
2. KATA KUNCI
Terapi
Bekam , Tidur ,Lansia ,Insomnia
3.
SUMBER
YANG DIGUNAKAN
Jurnal Penelitian
4.
ALASAN
PEMILIHAN SUMBER
a. Sumbernya
jelas.
b. Isi
jurnal relevan dengan topik.
c. Merupakan
sumber primer.
d. Sumber
yang dipakai jelas kredibilitasnya.
e. Sesuaidengan
yang dibutuhkan untuk penulisan literature
review.
5.
SUMMARY JURNAL
No
|
Topik
|
Peneliti
|
Tahun
|
Metode
|
Populasi&Sampel
|
Hasil
|
Kesimpulan
|
||
1.
|
Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Tidur Lansia yang Mengalami Insomnia di Posyandu Lansia Desa Sukosambi
Kecamatan Sukosambi Kabupaten Jember
|
Ria Monikasari ,Wahyudi Widada, M,Ked ,Zuhrotul Eka A ,
M.Kes
|
2014
|
Penelitian ini menggunakan metode Pra-Experimental
dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest
|
Populasi :
60 orang yang berumur 60-80 tahun dan berjenis kelamin
perempuan di posyandu lansia Desa Sukosambi Kecamatan Sukosambi Kabupaten Jember
|
1.Pemenuhan kebutuhan tidur
sebelum terapi bekam
2. Pemenuhan kebutuhan tidur sesudah terapi bekam
3.Pengaruh terapi bekam terhadap pemenuhan kebutuhan
lansia yang mengalami insomnia
Dari penelitian diatas diperoleh hasil bahwa rata-rata
pemenuhan kebutuhan tidur lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi bekam
sebesar 2.3971 dan standart deviasi sebesar 1.3584
|
Berdsarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1.Pemenuhan kebutuhan tidur lansia yang mengalami
insomnia sebelum terapi bekam dari 34 lansia didapatkan nilai minimal 3,nilai
maksimal 8 dan nilai rata-rata 6.044.
2.Pemenuhan kebutuhan tidur lansia yang mengalami
insomnia setelah terapi bekam bahwa dari 34 lansia nilai mnimal 4,nilai
maksimal 10 dan nilai rata-rata 8.441.
3.Ada pengaruh terapi bekam terhadap pemenuhan kebutuhan
tidur lansia yang mengalami insomnia di posyandu lansia Desa sukosambi
Kecamtan sukosambi Kabupateb Jember
|
||
2.
|
A systematic review of acupunture for sleep
quality in people with insomnia
|
Shergis, Johannah Linda, Ni,
Xiaojia;Jackson, Melinda L , Zhang, Anthony Lin , Guo, Xinfeng dkk
|
2016
|
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji coba terkontrol secara acak dari databes bahasa
inggris dan cina , data diektradisi menggunakan bentuk yang telah ditentukan
dan dianalisis dengan menggunakan revman 5.2 , kami menyertakan studi yang
membandingkan akupuntur dengan sham/plasebo , standar farmakoterapi atau
terapi perilaku kognitif , risiko bias dinilai dengan menggunakan risiko
conchrane alat bias
|
Sebanyak 30 peneliti melibatkan
2363 peserta disertakan
|
Sebanyak 30 peneliti meli batkan 2363 peserta disertakan . Kombinasi
titik akupuntur mencakup penggunaan setidaknya satu titik insomnia yang di
rekomendasikan HT7 , GV20 ,SP6 .Kontrol farmakoterapi digunakan pada 27 studi
sham / placebo dalam tiga penelitian , terapi perilaku kognitif tidak
digunakan dalam penelitian manapun , Akupuntur juga lebih efektif disbanding
farmakoterapi , sebagian besar penelitian beresiko mengalami bias . Beberapa
efek samping ringan dilaporkan terjadi namun hubungan tersebut tidak terkait
dengan pengobatan akupuntur .
|
Akupuntur dibandingkan dengan
sham / placebo dan farmakoterapi menunjukan hasil yang signifikan secara
statistic , Namun , buktinya dibatasi oleh bias dalam studi dan heterogenitas
yang disertakan , penelitian yang dirancang dengan baik diperlukan untuk
mengkonfirmasi hasil yang diidentifikasi adalah tinjauan ini
|
||
3.
|
Pengaruh Terapi Bekam Basah Terhadap Kualitas Tidur
Lansia Di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
|
Muhammad Siswandi , Raharjo
Apriyatmoko.,S.KM.,M.Kes.Umi Aniroh,S.Kep,.Ns.,M.Kes
|
2017
|
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu
(quasi eksperiment)
|
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan lansia
yang mnegalami insomnia sebanyak 170 lansia yang ada didesa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang .
|
1.Kualitas tidur lansia sebelum dilakukan bekam
basah pada kelompok intervensi dan control
Dapat diketahui bahwa krlompok intervensi,sebelum
dilakukan bekam basah semua (100%) lansia mempunyai kualitas tidur yang buruk
.begitu juga pada kelompok control ssebelum dilakukan terapi bekam basah
semua (100%) memiliki kualitas tidur yang buruk .
2.Kualitas tidur lansia sesudah dilakukan bekam
basah pada kelompok intervensi dan control
Dapat diketahui bahwa pada kelompok intervensi
,sesudah dilakukan bekam basah ,sebagian besar lansia sudah memiliki kualitas
tidur baik sejumlah 10 lansia (66,7%) dan 5 lansia (33,3%) masih memiliki
kualitas tidur yang buruk .Sedangkan pada kelompok control sesudah dilakukan
terapi bekam basah ,semua(100%) lansia masih memiliki kulitas tidur yang
buruk .
|
Ada pengaruh kualitas tidur lansia sebelum dan
sesudah diberikan bekam baah di desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang ,didapatkan nilai t hitung sebesar -8,195 dengan p-value
sebesar 0,000<α(0,05)
|
||
4.
|
Efektifitas Terapi
Bekam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rumah
Terapi Thibbun Nabawy Pontianak.
|
Edwin Safrianda,
Parjo, M.Ali Maulana
|
2015
|
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode pre-eksperimental
dengan one-group pre test and post test design tanpa adanya kelompok control.
|
Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 16 orang .
|
Hasil uji statistic
dengan menggunakan uji t berpasangan didapatkan bahwa nilai p tekanan darah
sistolik sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam basah adalah 0,000 dan
hasil uji wilcoxcon didapatkan bahwa nilai p tekanan darah diastolic sebelum
dan sesudah dilakukan terapi bekam basah adalah 0,001 menunjukan bahwa nilai
p tekanan darah sistolik dan tekanan diastolic lebih kecil dari 0,05.
|
Terdapat perubahan
yang signifikan pada tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam
basah di Rumah Terapi Thibbun Nabawy Pontianak.
|
||
6. LITERATUR
REVIEW
A.
Terapi
Bekam
Bekam merupakan cara pengobatan
tradisional yang memiliki prinsip kerja
mengeluarkan darah (blood letting) di area tertentu dipunggung sehingga dapat
menyembuhkan penyakit.Pada pelaksanaan terapi bekam yang dilakukan secara
teratur terbukti dapat memberikan efek sebagai antioksidan yaitu menurunkan
radikal bebas (Umar,2008). Terapi bekam juga merupakan teknik pengobatan dengan
cara menstimulasi pada kulit dengan cara pengekopan,perlukaan dan penyedotan
darah yang dimaksudkan untuk mendapatkan efek relaksasi sehingga dapat
meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur . Terapi
bekam disini membantu merileksasikan tubuh sehingga dengan rileksasi ini dapat
memberikan rasa nyaman lansia untuk memenuhi kebutuhan tidur lansia .Dalam
kondisi rileks yang sempurna seluruh sel dalam tubuh akan mengalami reproduksi
, penyembuhan alami berlangsung ,produksi hormon tubuh diseimbangkan dan
pikiran mengalami penyegaran .Sehingga dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan
tidur . Peneliti akan membekam penderita insomnia di 3 titik yaitu punuk ,bahu
,atas pinggul dan waktu yang dibutuhkan untuk sekali bekam adalah 30 menit .
Bekam akan dilakukan 1 kali dengan 2 kali post test dihari berikutnya setelah
terapi bekam selama 2 hari .
B.
Lansia
Lanjut
usia atau lansia merupakan individu yang berada dalam tahapan usia late adulthood atau yang dimaksud dengan
tahapan usia akhir ,dengan kisaran usia 60 tahun keatas (Santrock, 2006).
Proses menjadi tua (menua ) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia .Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai
dari suatu waktu tertentu tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan(Padila
,2013).Setiap individu mengalami proses penuaan (aging) yang terbagi menjadi
dua yaitu penuaan primer dan sekunder .Penuaan primer adalah proses oleh
seluruh tubuh yang sifatnya bertahap,tidak terhindarkank , dan umum dialami
manusia .Penuaan sekunder mengarah pada proses yang mempengaruhi tingkat
penuaan primer ,sebagai akibat dari suatu kondisi penyakit diantara nya
pemaparan lingkungan fisik yang tidak sehat ,dan penyalahgunaan yang termasuk
didalam control manusia seperti stres ditempat kerja ,paparan racun dari
lingkungan dan lain sebagainya ( Widyanto, 2004) . Menurut Widyanto,(2004)
Lansia sering mengalami perubahan –perubahan pada fungsi kognitif .psikososial
,dan biologis . Perubahan fungsi kognitif pada lansia berupa perubahan daya
ingat,perubahan fungsi intelektual dan perubahan kemampuan untuk belajar
.Perubahan fungsi psikososial ,perubahan ini lebih berdampak pada kepuasan
hidup lansia .
C.
Tidur
Menurut
(Wong,2008) tidur merupakan fungsi protektif yang dimiliki semua organisme
memungkinkan terjadinya perbaikan dan pemulihan jaringan setelah melakukan
aktivitas .Hampir sepertiga dari waktu individu
digunakan untuk tidur .Pola tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang
bagus terhadap kesehatan menurut Lanywati (2001) kebutuhan tidur yang
cukup juga ditentukan selain oleh jumlah
jam tidur (kuantitas tidur ) juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur ).
Secara fisiologis jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk
mempertahankan kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti pelupa ,konfusi
dan disorientasi,terutama jika deprivasi tidur terjadi untuk waktu yang lama
akan mengakibatkan efek yang merugikan .Efek merugikan dari deprivasi tidur
pada klien yang sudah mengalami konfusi,terutama penyakit Alzhaimer meliputi
agitasi,perilaku mengeluyur ,gelisah dan sindrom matahari terbenam ( Harley
,2006).Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh
semua orang ,Tidur yang normal melibatkan dua fase yaitu gerakan bolat mata
cepat atau rapid eye movement ( REM) dan
tidur dengan gerakan bola mata lambat atau non
rapid eye movemen ( NREM).
D.
Insomnia
Menurut (Ria, 2014) ,Insomnia adalah
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur ,baik secara kualitas maupun kuantitas.
Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa
karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau
gelisah . Insomnia ditandai dengan masalah
tertidur ,tertidur atau bangun pagi .mempengaruhi antara 5-10 % dari populasi .
Insomnia secara dramatis mempengaruhi
kualitas hidup dan aktivitas waktu siang hari , dan insomnia kronis meningkatkan
risiko psikopatologi dan hasil kesehatan negative . ada sejumlah pilihan
perilaku ,psikologis dan farmakologis untuk pengobatan insomnia , namun
kemanjuran masing-masing dapat sangat bervariasi . Perhatian berfokus pada
penanganan insomnia dengan agonis reseptor benzodiazepine , namun sebagian
besar efektif dalam pengelolaan jangka pendek dan risiko insomnia rebound dan
efek samping lainnya tinggi.
E.
Pengaruh
Terapi
Bekam Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Lansia yang Mengalami Insomnia
Menurut (Ria, 2014)
Pengaruh terapi bekam disini membantu merileksasikan tubuh sehingga dengan
rileksasi ini dapat memberikan rasa nyaman lansia untuk memenuhi kebutuhan
tidur lansia . Dalam kondisi rileks yang sempurna seluruh sel dalam tubuh akan
mengalami reproduksi , penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh
diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran. Sehingga dapat meningkatkan
pemenuhan kebutuhan tidur . Menurut (
Siswandi, 2013) Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji t independen,
diperoleh p-value sebesar 0,000. Karena p-value 0,000 < α (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan kualitas tidur responden
sesudah diberikan terapi bekam basah antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Ini juga menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan bekam basah
terhadap kualitas tidur pada lansia di Desa Nyatnyono Kec.Ungaran Barat
Kab.Semarang. Pengaruh ini terlihat pada
rata-rata skor kualitas tidur responden ,dimana skor rata-rata kualitas tidur
responden pada kelompok intervensi sesudah diberikan terapi bekam basah sebesar
8,60 yang lebih rendah dibandingkan pada kelompok control yang tidak diberikan
perlakuan , yaitu 14,40, dimana skor yang lebih rendah pada kelompok intervensi
menunjukkan kualitas tidur lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Pengaruh
terapi bekam terhadap peningkatan kualitas tidur di Desa Nyatnyono kec.Ungaran
Barat Kab.Semarang disebabkan pengeluaran darah kotor dan racun-racun pada terapi
bekam dapat berpengaruh pada otot menjadi dapat berelaksasi dan seluruh tubuh
menjadi segar dan rileks. Dengan tubuh yang rileks dapat memberikan rasa nyaman
lansia untuk memenuhi kebutuhan tidur lansia .
DAFTAR PUSTAKA
Monikasari , Ria , Wahyudi Widada ,Zuhrotul Eka A .
2014. Pengaruh
Terapi Bekam Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Lansia yang Mengalami Insomnia
di Posyandu Lansia Desa Sukosambi
Kecamatan Sukosambi Kabupaten Jember, Jember
: Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH
Jember .
Shergis,
Johannah Linda, Ni, Xiaojia;Jackson, Melinda L , Zhang, Anthony Lin , Guo, Xinfeng dkk. 2016. A systematic review of
acupunture for sleep quality in people with
insomnia. Complementary
Therapies in Medicine ; Kidlington .
Siswandi , Muhammad ,Raharjo Apriyatmoko, Umi Aniroh. 2017.
Pengaruh
Terapi Bekam Basah Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Semarang
: PSIK Universitas Ngudi Waluyo .
Safrianda,
Edwin, Parjo, M.Ali Maulana. 2015.
Efektifitas Terapi Bekam Basah Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Rumah Terapi Thibbun Nabawy
Pontianak.
Pontianak : Program
Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura
Pontianak.
apakah boleh sahre jurnalnya ?
BalasHapus